Connect with us

Ekonomi

Gubernur: Investor Harus Diterima demi PAD

Published

on

Gebernur Maluku Irjen Pol (Purn.) Drs. Murad Ismail mengatakan, jika ada investor atau perusahan yang masuk di daerah ini, perlu diterima alias jangan dihalang-halangi.

Pernyatan tersebut, disampaikan Gubernur Maluku Murad Ismail, kepada wartawan saat melakukan kunjugan kerja di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), tepatnya di Desa Waimital, setelah melakukan salasatu kegiatan dari kunjugan kerjanya, yakni panen perdana Padi bersama masyarakat.

“Kalu ada tambang di sini yang bisa dikelola investor, mengapa kalian tahan bos, itu juga bisa menamba PAD,” tandas Gubernur, Rabu (21/10/20).

Tidak hanya itu orang nomor satu di Maluku itu juga menyarankan, agar tambang marmer yang berlokasi di Kabuapten SBB itu diberikan ijin kepada investor.

“Jika tambang tersebut, di kelola investor, maka dengan demikian ada nilai tamba tersendiri terhadap Daerah ini misalnya, pekerja lokal bisa dipekerjakan, meningkatkan PAD, dan hal itu tentunya membuat Daerah ini berkembang,” ujarnya.

Mengilas balik, mengenai tambang Marmer tersebut, belum lama ini masyarakat adat yang mengatas namakan Aliansi Taniwel Raya (ANTARA), menolak dengan keras jika ada Investor yang masuk untuk menggelola tambang marmer yang berlokasi di wilaya adat mereka tersebut.

Penolakan ANTARA untuk Investor ini juga suda berapa kali melakukan aksi demonstrasi di Kota Ambon dengan pernyataan “Kami masyarakat adat taniwel raya menolak dengan keras bisnis tambang marmer di wilaya Taniwel,”.

Sampai saat ini pernyatan tersebut masi senada dengan pernyatan sebelumnya, hal tersebut terjawab ulang setela ANTARA dikonfermasi media ini, terkait pernyatan Gubernur di atas, saat kunjungan kemarin di SBB.

Sala satu angota ANTARA Apriliska Lattu Titahena, kepada media ini menuturkan, “Kami tetap menolak dengan tegas PT. Gunung Makmur Indah, di Wilayah Taniwel, Kasieh, Nukuhai dan wilayah terdampak lainnya,” kata dia Apriliska yang mengatasnamakan ANTARA. Jumat (23/10).

Selain itu Dia Apriliska menambahkan, pernyataan Gubernur di nilai mencederai, melukai dan melecehkan masyarakat adat. Beliau terkesan arogan dan tidak memikirkan dampak negatif kedepannya. (tbr).

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *